Assalamu’alaikum …
Hadapi kenyataan, jangan lari darinya. Karena kenyataan adalah hal yang tidak bisa diubah dengan umpatan, pertanyaan, maupun penyesalan. Kunci menghadapi kenyataan yang mungkin membawa stres adalah keridhaan dari seseorang dan kesiapan hati. Pada diri sendiri saya sudah bertekad : saya siap sukses >< saya siap gagal; saya siap menjadi pemimpin >< saya siap menjadi bawahan; saya siap sehat >< saya siap sakit; saya siap bekerja >< saya siap menganggur.
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri kecuali telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguh-Nya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang diberikanNya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Al Hadid : 22 – 23)
Kesiapan dan keridhaan hati ibarat sedia payung sebelum hujan begitu kita menerima takdir yang baik dan yang buruk dari Allah SWT. Dengan begitu kita tidak perlu berucap : “Ah, seandainya saja …” atau “Oh, mengapa hal ini terjadi …”
Ungkapan penyesalan dan menyalahkan ini tidak akan mengubah yang sudah terjadi. Perkataan ini tidak efektif dan tiada manfaatnya untuk mengurangi stres. Ingatlah semuanya kepunyaan Allah dan Dia berhak mengambilnya dari kita. Karena itu, kecondongan hati kita kepada Allah SWT, Insya Allah membuat kita ridha.
tak ada salahnya berpikir dua kali sebelum menyesal kemudian…. 🙂
sepakat, mas … ^_^
ya, masa lalu merupakan pelajaran, meski disesali tapi bukan untuk diratapi…
hmm,, like this comment ,,, ^_^
hmm….
😀
mari kita berbuat…
salam
mari ,,,
salam 4antum ,,, ^_^
bersiapsiagalah…
ada apa, k yori?
Sedia uang sebelum naik angkot juga penting…:-))