Assalamu’alaikum …
Sapaan lembutnya menyeruak hebat ke sekujur hati ini. Menyiksa batin ketika menyadari bahwa usianya tak lama lagi. Pertanda bahwa sapaan lembut itu akan hilang dan pudar di telan bumi. Masih berharap aku terbangun dari mimpi untuk menyadarkan diri bahwa ini semua hanya ilusi. Bukan tak bisa menerima semua ini, hanya saja aku masih begitu ingat dengan hangat senyum yang menggeliat sebagai perona wajahnya yang begitu bersahaja.
Teduhnya wajah itu kala ia menyunggingkan sebuah senyuman tanda perpisahan, aku begitu kuyu dan layu untuk membalasnya. Tatapannya yang kosong membuatku semakin yakin ia akan pergi jauh dari sisiku. Aku masih ingin ia tetap di sini, memenuhi bayangan diri hingga mentari tak terbit lagi. Apa aku salah berharap semua ini hanyalah emosi yang bergejolak tak tentu arah untuk menyampaikan bahwa aku masih menyimpan sisa cinta untuknya walau ia sudah dimiliki oleh hati yang lainnya.
Rawatlah kasih dan cinta itu untuk kita berdua di tengah padang gersang hati keduanya. Aku percaya akan ada air yang mengalir di dalamnya bila ada cinta dan kasih di sana.
cinta itu hanya
hanya apa … ^_^
silakan dilanjutkan …
“akan ada air yang mengalir di dalamnya bila ada cinta dan kasih di sana.” 😉
^_^
hmm …