Assalamu’alaikum …
Bekerja dan mencukupi sendiri keperluan hidupnya merupakan contoh semua nabi yang diutus Allah ke dunia ini. Jadi, bekerja merupakan suatu kewajiban bagi manusia.
Rasulullah bersabda, “Tidak ada orang yang makan makanan yang lebih baik daripada hasil pekerjaan tangannya sendiri, dan sesungguhnya Nabi Daud AS makan dari hasi pekerjaannya sendiri. Sedang nabi Daud AS adalah seorang raja besar yang memerintah kerajaan yang luas, dan kemudian diwariskan kepada anaknya, Nabi Sulaiman AS. Nabi Daud AS dikenal sebagai tukang pembuat baju zirah, baju perang dari besi.”
“Jika seorang di antara kalian membawa tali, lalu membawa seikat kayu di atas punggungnya, kemudian menjual kayu tersebut, lalu Allah menutup malunya, yang demikian itu lebih baik baginya daripada meminta – minta kepada sesama manusia.”
Tentang pilihan pekerjaan atau profesi, tentu semuanya baik. Namun bila kita ingin mengikuti Nabi, beliau bekerja sebagai pedagang. Tapi berdagangnya Nabi adalah berdagang yang bila berkata, tidak berdusta. Bila diamanati, tidak berkhianat. Bila berjanji, tidak mengingkari. Bila menjual, tidak melebih-lebihkan dagangannya. Bila berutang, tidak menunda – nunda pembayarannya. Bila mempunyai piutang, tidak mempersukar pembayarannya.
Barang siapa meminta kepada kami, dia akan kami beri. Barang siapa mencukupi keperluannya sendiri, dia diberi kecukupan oleh Allah. Dan barang siapa tidak meminta kepada kami, dia lebih kami sukai.
*) Terinspirasi ketika pulang dari kampus dan bertemu sosok yang tak begitu kuminati …
Begitu rendahnya diri seorang ibu yang dengan sengaja menelantarkan anaknya yang masih balita di sisi jalan yang berpolusi hanya demi sekeping materi.
Begitu memprihatinkan …
subhanallah, memang begitulah Islam mendorong umatnya untuk mulia dan menjauhi kehinaan. dengan bekerja otomatis akan menjauhi dari meminta-minta dan itu lebih mulia disisi Allah dibandingkan meminta-minta yang bukan cuma mendatangkan kehinaan di dunia tapi juga di akhirat.”
“Senantiasa seseorang dari kalian meminta-minta sampai dia bertemu Allah ta’ala (pada hari kiamat) dalam keadaan tidak ada sekerat daging pun pada wajahnya.” (HR.Bukhari, 3/338- Fathul Bari dan Muslim no. 1040). salam kenal mbak. artikel yang bagus..
^_^
salam ukhuwah juga dari 4antum …
syukron udah mampir …
bekerja, lebih dalam dan lebih filosofis dari sekedar ‘mencari uang’…selamat bekerja ya…
sama2, mbah …
^_^
haha gak da komen rasanya untuk hal satu ini, bukan gak perhatian.. tp kerap bingung kerap takut.. jika menyalahkan.. aq takut akan pertanyaan yang menuntut hati mereka.. walauu memang hal tu sangat tidak dianjurkan.. bahkan agamapun berkata jangan..
ketika hati dihadapkan pada hati..
^_^
hehehe …
emang susah kalo dari diri sendiri masih memelihara rasa malas …
inspiratif 😀
maacih …
Berkunjung 🙂 , apa kabar?
maacih mbak mila …
alhamdulillah sehat …
^_^
makin cantik az niy … hehehe …
sawah,….. jd ingat kampung,….
^_^
mudik tak lebaran ini?
wah dah lama nggak unjung2…
unjung2 kesini ehadah ada lgunya 😀
^_^
hehehe … biar tambah semangat kang …
wah gak nongol nieh komennya.. apa ditahan aki ismet ya??? apa menunggu moderasi…
Subhanallah.. shafiqah…. resensi yang tepat.. apalgi menjelang iedul fitri biasanya akan lebih banyak pilihan kerja… tetapi lebih baik adalah berdagang.. karena banyaknya pintu rejeki dalam berdagang….
^_^
bisnis … usaha … dagang …
hmm … sangat menarik …
orang zaman sekarang pada nggak ngerti tentang keikhlasan (termasuk Kutu juga kadang2 ^^), selalu mengejar segalanya, padahal pada hakikatnya itu hanya titipan. klo mikir gt jadi bingung, mereka tuh nganggep hidup ini apa y ??
^_^
kutu … hmm … 4antum merindukanmu … akhirnya dateng juga … hehee …
maacih udah mau mampir ditengah kesibukan antum …
😥
kenape, Sop?
yyeyeye … senangnya Asop mampir lagi setelah kesibukannya …
thx y …
^_^
aku juga suka bingung… ada rasa nggak rela, ngeliat mereka yang mampu kerja, cuma meminta2
^_^
sepakat …
Assalamualaikum…..
Begitu banyaknya jenis pekerjaan sekarang ini menjadikan sulit rasanya untuk dapat melihat langsung hasil jerih payah tangan kita sendiri… seperti contoh pengumpul kayu bakar di atas. Dulu saya punya cita-cita ingin jadi seorang petani… punya rumah yang jauuuh dari keramaian… 😀
^_^
biar jauh dari polusi juga ya ? hehehe …
kalau saja semua umat islam yang mampu, melaksanakan kewajiban (zakat)nya sebenar-benarnya, nggak akan ada lagi orang yang tega melakukan hal seperti itu demi sesuap nasi…
di negara kita ini begitu banyak orang berharta, tapi karena tak melaklsanakan kewajibannya sebagaimana mestinya sehingga kejadian seperti itu akan terus kita lihat setiap hari…
sepakat banget …
dari dulu ane juga berpikiran sama seperti itu …
dari mayoritas orang Indonesia yang beragama Islam, itu kan pasti mengeluarkan zakat (maal), tapi koq kemiskinan banyak y …?
dikemanakan zakat itu?
semoga aku juga mendapatkan pekerjaaan
yang baik amien
😀
aminn …
kirain udah berdarah biru nggak perlu kerja lagi … hehehe …
kiddin’
^_^
malah ada seorang pengemis yang naik haji. di daerah madura, hebat kan??
“tangan diatas lebih baik daripada tangan di bawah”
hmm …
“tangan diatas lebih baik daripada tangan di bawah”
ane suka tuh …
alhamdulillah, bagus berarti….
mari kita biasakan
bertamu diwaktu sahur, hanya membaca saja Sha….
boleh … boleh … boleh …
^_^
inspirasi yang baik dan sangat layak untuk dicontoh…karna sekarang ini masih ada sesama muslim yang kurang peduli terhadap penderitan sesamanya….jadikan inspirasi ukhti sebagai pedoman kepedulian trhadap sesama…
^_^